PELANGI DALAM KATA PULANG

Semarang (16/09) – Timbul lekukan berbentuk senyuman di wajah yang tak lagi muda. Sebuah sapaan dari yang telah lama dinantikan akhirnya tiba. Berbagai bentuk sambutan dilayangkan guna melepas kerinduan. Kedua orangtua tersebut bahagia melihat anak kebanggaannya pulang kedalam pelukan setelah lama disibukkan oleh beberapa kegiatan.

Memasuki tahap awal dewasa adalah hal dimana anak mulai mendapati kesibukkan dalam kegiatannya. Apalagi dalam dunia perkuliahan. Dalam dunia perkuliahan, organisasi dan kepanitiaan adalah hal lumrah yang akan banyak ditemui. Setiap bulannya selalu saja ada acara yang tentunya membutuhkan persiapan yang memakan waktu lama.

Mengikuti kegiatan kampus atau bergabung dalam organisasi mempunyai nilai baik dan buruknya sendiri. Dengan mengikuti kegiatan kampus bisa memperluas relasi, melatih softskill, dan menambah pengalaman. Tentu saja, ada harga yang harus dibayar yaitu waktu, pikiran, tenaga, bahkan nilai akademiknya.

Anak yang mengikuti kegiatan kepanitiaan atau menjadi anggota dari sebuah organisasi tentunya memiliki waktu yang lebih sedikit untuk bercengkrama dengan keluarga. Terlebih apabila sang anak merupakan mahasiswa perantau dari luar kota bahkan luar pulau. Rasa rindu akan rumah atau fenomena yang dikenal dengan ‘homesick’ akan menjadi santapan rutin ketika sang anak mulai merasa jenuh dan lelah atas kegiatannya.

Hal tersebut wajar terjadi dikalangan anak rantau. Sudah konsekuensi yang harus ditanggung ketika ia memutuskan untuk mengikuti beberapa kegiatan dalam dunia kampusnya. 7 dari 10 anak rantau mengaku bahwa ia mengalami kejenuhan dan ingin pulang ke kampung halamannya. Entah untuk menghilangkan penat atau sekadar melihat wajah yang selama ini memotivasinya.

Ada beberapa hal yang bisa dilakukan oleh seorang anak ketika ia menghadapi rasa jenuh tersebut. Teknologi kian maju dan mendukung seseorang untuk berkomunikasi jarak jauh. Maka hal yang pertama adalah berkomunikasi melalui pesan video yang disebut dengan video call. Tak bisa dipungkiri, video call membantu anak untuk melepas kerinduan karena tidak hanya berkomunikasi melalui suara tetapi juga bisa melihat wajah orang yang dirindukan.

Kedua, anak bisa mencari kegiatan lain atau bahkan melibatkan dirinya semakin aktif dalam lingkungan sekitar. Meskipun akan merasa jenuh tetapi nyatanya dengan melibatkan diri secara aktif membantu mengurangi pikiran sang anak terhadap perasaan ingin pulang yang selalu datang. Beberapa mahasiswa pun membuktikan hal ini bahwa dengan ia aktif dan kadang jenuh, perasaan rindu rumah tidak akan menghantuinya terus-terusan.

Namun untuk sebagian anak, kedua hal itu tidak membantunya mengurangi perasaan tersebut. Maka terkadang pilihan yang terbaik yang bisa diambil ialah melupakan sejenak kegiatan perkuliahan dan bertemu dengan yang telah lama dirindukan. “aku lebih milih pulang sih. Soalnya kalo udah capek sama keadaan kampus, biasanya mahasiswa itu recharge energinya yaa dengan ketemu orangtua. Ngelepas penat sebentar, refreshing istilahnya.” ujar seorang anak yang mengikuti beberapa kegiatan dan memilih pulang untuk menghilangkan penatnya.

Pulang. Makna kata pulang sendiri akan menjadi hadiah terindah ketika seorang anak sudah sangat jenuh akan kegiatan yang ada. Senyuman menenagkan dan teh hangat buatan Ibu serta obrolan santai di teras bersama Ayah merupakan bentuk mengisi daya sesungguhnya bagi seorang anak. Pelangi dalam kata pulang. (Hafifah Dinda)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

LKK14, BAHTERA SAMUDERA.

Hymne SMP Negeri 2 Cirebon

MELEPASMU chap 1