MELEPASMU chap 1
Seorang
yang akan damping hidupmu
Biarkan
ini menjadi kenangan
Dua
hati yang tak pernah menyatu....”
Tepat
di lirik terakhir ini membuat aku tersadar sepenuhnya. Lagi dan lagi, lagu itu
membuat ku memejamkan mata dan membayangkan apa yang harusnya aku lakukan dari
dulu setelah mengetahui semuanya, “biarkan ini menjadi kenangan, dua hati yang
tak pernah menyatu”. Lirik dari lagu Melepasmu ini memang sangat cocok menggambarkan
keadaan aku dan kamu.
Jika
memang kita tidak pernah bisa bersatu, lalu kenapa kamu hadir dalam
kehidupanku? Membuat ku merasa aku lah satu-satunya dan kamu meninggalkan
memori yang indah juga memberi harapan yang begitu nyata. Aku tersenyum, senyum
yang tidak bisa diartikan. Senyum pahit juga kerinduan.
Aku
menatap layar handphone yang masih memutar lagu Melepasmu. Sampai kapan aku
terus begini, mengingat dia yang sama sekali sudah melupakan kenangan ‘kita’.
‘Kita?’ masih adakah kata ‘kita’ didalam otakmu? Aku kira jawaban kamu adalah
tidak. Aku menghela nafas panjang. Aku yakin, kalau jawaban kamu iya, mungkin
waktu itu kamu tidak mengirimkan Voice Note lagu Melepasmu kepadaku.
Jam dinding segitiga
bermotif bunga di samping ventilasi kamarku menunjukkan pukul 15.00 dan itu
artinya aku harus segera mandi karena sudah ada janji dengan Agis, temanku,
untuk ke perpustakaan bersama. Aku berdiri menghampiri pintu, namun ketika
ingin membuka pintu hp ku berbunyi. Dan layar nya menunjukkan bahwa Agis menelepon.
“halo
kenapa Gis?”
“eh sorry yaa Feb, kita gajadi ke toko buku
nya”
“kenapa?”
“gue ga enak badan”
“oh
yaudah cepet sembuh deh hehe”
“lo ga lagi ngedengerin lagu itu kan?”
“hehehe”
“mau sampe kapan lo gini terus? Sampe kapan
lo terjebak dalam masa lalu yang gada udahnya? Kalo lo gini terus, lo ga bakal
bisa buka hati lo buat orang lain. Dia aja bisa ngelupain lo, lo juga harus
bisa ngelepasin dia.”
“............”
“hallo hallo Feeeeebbb”
“eh
iya iya Gis. Udah sana lo istirahat, bye”
“oke, bye”
Aku
mematikan HP ku. Agis benar, kamu saja bisa ngelupain aku dengan sangat
gampangnya. Lalu mengapa rasa nya sangat sulit untuk melepaskan kamu dari
pikiranku? Kamu yang membuat semua ini terjadi.
Hidup ini sangat aneh
juga tidak adil. Disaat aku mencintai seseorang namun ternyata seseorang itu
justru membuat ku terluka. Dan lukanya membekas, sampai saat ini.
***
Berjalan
di sore hari ini membuatku ingin cepat sampai ke perpustakaan kota. Bukan
karena udara nya yang dingin atau aku ingin cepat membaca buku. Tapi ini semua
karena di setiap tikungan jalan aku selalu melihat orang yang sedang
berpacaran, ‘derita jomblo’, pikirku.
Aku tekikih geli. Aku rasa aku sudah mulai frustasi di kota ini. Banyak sekali
pasangan yang bebas pacaran di pinggir jalan tanpa memikirkan perasaan seorang
‘jomblo’.
Setiba
di perpustakaan aku disambut hangat oleh pustakawan yang sudah tidak asing
bagiku. Untungnya di seluruh penjuru ruangan perpustakaan ini aku tidak melihat
pasangan yang sedang berpacaran, jika ada, setidaknya masing-masing pasangan
terfokus kepada buku yang mereka baca. ‘Problematika
seorang jomblo, selalu melihat keadaan sekeliling apakah ada pasangan yang
sedang berpacaran atau tidak’. Omg, pikiranku mulai kacau.
Aku
berjalan ke arah lemari buku yang diberi papan berjudul “Novel”, aku memilih
satu persatu kemudian jemari ku berhenti di sebuah novel karya Dee, Rectoverso.
Aku mengambil novel itu dan segera duduk di pojok ruang perpustakaan ini.
Semenjak awal aku datang kesini aku suka dengan tempat baca di pojok ruang itu.
Suasana nya nyaman dan sepi dari pengunjung.
Aku
membaca halaman perhalaman. Dan aku tersenyum ketika membaca kalimat didalam
novel itu, kalimatnya simple tetapi mengandung jutaan makna yang tidak dapat
diungkapkan. Membuat isi hati pembaca nya mengadakan “perang batin” antara otak
dengan hati. Seperti aku sekarang.
Kalimat
itu adalah..
‘kadang-kadang, pilihan yang terbaik adalah
melepaskan...’
Melepaskan.
Melepaskan.
Melepaskan.
Aku
terus mengulang kata melepaskan. Semudah itukah melepaskan? Aku tidak mengerti
mengapa Dee berpendapat bahwa melepaskan adalah pilihan yang terbaik padahal
nyatanya melepaskan adalah hal tersulit bagi semua orang. Bahkan melepaskan
adalah hal tersulit bagi seseorang yang tidak pernah bisa bersatu dengan orang
yang disayangi nya. Seperti aku yang terpaksa harus melepaskanmu.
“sial”
gerutu ku pelan begitu mendengar intro dari lagu melepasmu. Apa di dunia ini sudah sepakat untuk membuat
aku tenggelam ke masa lalu? Perasaan ku mulai terbawa begitu mendengar lagu ini
dan pikiranku pun terus memaksa aku untuk mengingat masa lalu. 2 tahun yang
lalu. Ya, masih teringat jelas bagaimana kamu menyudahkan hubungan, yang
sebenarnya akupun tak tahu apakah ‘hubungan’ kita layak diberi kata hubungan,
dengan begitu mudahnya.
bersambung...
Gils gils, yng sabar ya mbak
BalasHapusthankyou fans
Hapus